Rabu, 12 Maret 2014

SBY: Jika Harus Bertempur, Kita Sudah Siap

INFO BOS - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, penambahan kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI Angkatan Laut bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan, bukan karena Indonesia ingin berperang.


Helikopter milik TNI Angkatan Darat terlihat di Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (2/10/2013). Persiapan pameran Alat Utama Sistem Persenjataan TNI (Alutsista) ini untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-68 TNI pada 3-7 Oktober 2013
Helikopter milik TNI Angkatan Darat terlihat di Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (2/10/2013). Persiapan pameran Alat Utama Sistem Persenjataan TNI (Alutsista) ini untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-68 TNI pada 3-7 Oktober 2013 (KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO)


"Kita tidak ingin perang. Namun, jika harus bertempur dan mempertahankan kedaulatan, kita sudah siap. Kekuatan TNI AL kita bertambah lagi," kata Presiden Yudhoyono di sela-sela melakukan peninjauan alutsista dan demo kekuatan persenjataan TNI Angkatan Laut di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3/2014), seperti dikutip dari Antara.

Pelanggaran kedaulatan dapat terjadi dalam beragam bentuk, terutama di wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri dari perairan.

Didampingi Menteri Pertahananan Purnomo Yusgiantoro, Presiden Yudhoyono meninjau gelar alutsista hasil pengadaan pada program pembangunan kekuatan matra laut periode Rencana Strategis 2005-2009 dan 2010-2014.

Menurut Menteri Pertahanan, alutsista yang digelar antara lain empat kapal perang korvet kelas Sigma, empat KRI kelas LPD (Landing Platform Dock), empat Kapal Cepat Rudal (KCR) tipe 40 M, dan dua Kapal Patroli Cepat (PC) tipe 43 M.

Untuk Korps Marinir TNI AL telah datang 54 tank amfibi jenis BMP-3F, satu BREM-L (Tank Recovery), 15 Panser LVT 7 A1 (Landing Vehicle Tank), dua pesawat CN 235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft), empat pesawat latih Bonanza G-36, dan tiga helikopter Bell-412 EP.

Pada kesempatan itu juga digelar model atau miniatur alutsista yang pengadaannya melampaui masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu II. "Penyelesaian alutsista laut membutuhkan waktu yang lama," kata Menhan.

Alutsista yang disajikan dalam bentuk miniatur, antara lain tiga kapal selam, dua kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) jenis frigate, kapal layar latih (Tall Ship) pengganti kapal Dewa Ruci yang sudah berusia 62 tahun, tiga kapal angkut tank yang satu di antaranya untuk mengangkut tank Leopard, dua Kapal Bantu Hidro Oseanografi (BHO), dua Kapal Bantu Cair Minyak (BCM).

TNI AL, tambah Menhan, juga akan diperkuat oleh tiga pesawat CN-235 MPA, 11 unit helikopter Anti-Kapal Selam (AKS) yang dilengkapi dipping sonar dan torpedo, lima unit panser BTR-4, dan satu baterai Multiple Launch Rocket System (MLRS).

Selain melakukan peninjauan dan menyapa para prajurit, Presiden juga menyaksikan demo kekuatan alutsista TNI Angkatan Laut, antara lain demo penyebaran ranjau dari pesawat udara patroli maritim Umar 623 TNI Angkatan Laut, demo penembakan roket RBU dari Kapal Republik Indonesia (KRI) dengan nomor lambung 385 dan 381, demo peperangan antikapal selam oleh KRI dengan menggunakan helikopter Anti-Kapal Selam, demo pembebasan pembajakan kapal oleh Komando Pasukan Katak dan Intai Amfibi dengan metode Visit Board Search and Seizure (VBSS), Sailing Pass Kapal TNI Angkatan Laut, dan Flying Pass pesawat udara dan helikopter TNI Angkatan Laut.

Sumber: Kompas.com

Artikel Terkait Nasional ,Politik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog