Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahya Purnama (kiri ke kanan) seusai menandatangani komitmen dan sosialisasi pengendalian gratifikasi di Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (4/3/2014). Provinsi DKI Jakarta menempati posisi tertinggi pelaporan gratifikasi tahun 2013 yang mencapai 970 laporan.
(FOTO: KOMPAS/LUCKY PRANSISKA)
Meski Dukung Prabowo, Ahok Tak Terima Jokowi Disebut Tak Kerja
"Posisi saya jelas dukung Pak Prabowo sebab saya kan Gerindra. Itu jelas. Tapi, kalau dibilang Pak Jokowi tidak kerja, saya kira itu tidak betul," kata pria yang akrab disapa Ahok ini di Balaikota Jakarta, Kamis (20/3/2014).
Menurut Basuki, ia dan Jokowi telah berkomitmen untuk membagi tugas. Basuki lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kantor, sedangkan Jokowi turun langsung ke masyarakat.
"Karena saya di kantor, beliau di luar, saya jadi terlihat lebih banyak mengerjakan tugas. Tapi, beliau sering menelepon dan kita punya nomor telepon khusus yang hanya Pak Jokowi dan saya yang punya," ujarnya.
Selain itu, Basuki menilai Jokowi sebagai pemimpin yang menaruh kepercayaan penuh kepada bawahannya. Jokowi, kata Basuki, tak sungkan untuk mendelegasikan kewenangannya kepada Basuki.
"Hingga hari ini kami saling menaruh kepercayaan. Prinsip Pak Jokowi, kalau wakil mau ngerjakan 80 persen, ya tidak apa-apa, asal beres. Kan pengawasan juga tetap dari beliau. Saya tiap hari juga laporan ke beliau," ujar Basuki.
"Jadi, kalau sampai hari ini saya bisa melakukan banyak hal, ini juga karena arahan dan kepercayaan dari Pak Jokowi. Menurut Pak Jokowi, kami bagi kerja kok, bukan bagi duit, jadi ngapain ribut," ujarnya.
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar