Ilustrasi Guru SD Cabuli Siswanya
“Hindari pembinaan dan mendidik murid secara individual. Pembinaan murid harus dilakukan secara berkelompok. Sehingga, tidak ada ruang untuk aksi-aksi semacam ini,” tegas Musyahrim, Selasa (13/5/2014) di Kantor Disdik Kaltim.
Musyahrim pun menyayangkan terjadinya pelecehan seksual kepada murid, terlebih dilakukan oleh seorang pendidik. “Seorang pendidik sudah dibekali, sudah memiliki, ilmu-ilmu yang mencakup tentang moral. Ilmu-ilmu tentang norma kehidupan. Mana yang pantas dan tidak pantas dilakukan kepada anak didiknya, guru sudah paham,” tegasnya.
Aksi pelecehan seksual terhadap pelajar sejatinya telah diantisipasi di kurikulum 2013. Seluruh sekolah, kata Musyahrim, diwajibkan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. “Karena di Pramuka itu sudah komplit diajarkan pendidikan karakter, budi pekerti, hingga sopan santun,” sebutnya.
Peran orangtua sebagai orang terdekat murid memiliki porsi besar untuk mendidik anak. “Tidak hanya sekolah. Orangtua, lingkungan sangat berperan penting memberikan pendidikan yang benar kepada murid terutama anak-anak,” jelasnya.
Merebaknya kasus pelecehan seksual yang dialami murid-murid sekolah dasar, tak lantas membuat Disdik mengeluarkan kebijakan khusus seperti pendidikan seks usia dini. “Kita belum bisa lakukan itu. Karena kultur masyarakat kita sendiri juga. Jika pendidikan seks diadakan, apalagi secara vulgar, pasti menuai pro dan kontra di masyarakat,” urainya.
Sumber: Tribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar