Ilustrai Foto Model (Foto: Google Image)
"Saya terperangah oleh ulah para remaja Ibu Kota zaman sekarang. Fenomena 'cabe-cabean' itu sebenarnya miniatur eksploitasi manusia atas manusia lain yang umumnya masih ABG (anak baru gede)," ujar pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, kepada Warta Kota, Senin (1/4/2014).
Menurut Reza yang juga dosen Ubinus Jakarta ini, fenomena "cabe-cabean" bukan jadi motif yang sesungguhnya, melainkan lebih sebagai manifestasi need for power.
Pebalap sepeda motor liar ini memakai modus berupa grooming behaviour. Itu merupakan salah satu cara untuk memikat anak perempuan yang masih remaja tersebut.
"Nekat di arena balap liar membuat tampilan motor menjadi keren itu adalah salah satu bentuk grooming behaviour maupun sikap-sikap tak asli lainnya di kalangan para remaja Ibu Kota," ucap Reza.
"Cabe-cabean", Miniatur Eksploitasi Manusia
Perempuan ABG
Reza mengatakan, sebenarnya fenomena "cabe-cabean" ini mirip pemerkosaan. Namun, pada usia itu, para "cabe" tak akan dan belum sadar akan dampak buruk yang akan diterimanya.
"Cabe-cabean" ini cenderung mengikuti apa saja kemauan pebalap yang mereka kagumi karena grooming behaviour itu. Dari sini, mereka mudah digerakkan, termasuk dijual kegadisannya dan sebagainya.
Menurut Reza, ketika mereka sadar dan merasa terkelabui, itu bisa saja disebut pemerkosaan. Namun, pembuktiannya tidak mudah.
Sebenarnya, lanjut Reza, imbas dari seks bebas di usia ABG ini sangat berbahaya. Mereka sama saja meletakkan fondasi buruk dalam kehidupan seksualnya.
"Anda tahu apa yang akan terjadi selanjutnya atau di kemudian hari," ucap Reza.
Selanjutnya, anak-anak ini akan makin permisif dengan seks liar di usia dewasa. Menjadi pekerja seks komersial ataupun berganti-ganti pasangan. Sebab, fondasi seksualnya sejak usia belia sudah salah.
Ini kemudian akan berkembang ke berbagai masalah, perceraian, penyakit HIV/AIDS, dan tentu saja pelacuran semakin tidak terkontrol. Jadi, membiarkan "cabe-cabean" terus berkembang sama saja dengan pemeliharaan kerajaan pelacuran.
Sumber Artikel: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar