Minggu, 13 April 2014

Agum Gumelar: Prabowo Tidak Layak Pimpin Indonesia

INFO BOS - Sosok Prabowo Subianto memiliki nilai minus di mata Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar. Menurut Agum, Prabowo Subianto tidak layak memimpin Indonesia. "Saya tahu persis siapa dia. Karena bekas anak buah saya. Jangankan menjadi presiden, untuk mencalonkan diri sebagai presiden saja harusnya dia malu," kata Agum yang tak lain adalah bekas komandan Prabowo saat berdinas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Agum Gumelar: Prabowo Tidak Layak Pimpin Indonesia
Letjen (Purn) Agum Gumular, lulus terbaik Akabri 1969. (Dok)

Agum Gumelar: Prabowo Tidak Layak Pimpin Indonesia

"Berawal pada kasus 98, sebuah kasus yang terjadi di jajaran Kopassus penculikan beberapa aktifis terjadi. Pada kasus ini, Prabowo lah tersangkanya," sambung dia. Agum mengatakan kasus penculikan beberapa aktifis ini mendapat reaksi cukup keras dari dunia internasional. Kerjasama Indonesia dengan beberapa negara luar diputus. Saat itu Pimpinan ABRI, kata Agum, langsung melakukan penyelidikan terhadap kasus yang masuk katagori pelanggaran berat.

/momentum-keruntuhan-prabowo-sang-bintang-terang-tni-isu-kudeta-prabowo

Harusnya kasusnya ditangani Mahkamah Militer, namun karena beberapa faktor tidak dilakukan. Untuk melanjutkan pemeriksaan, petinggi ABRI membentuk Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang beranggotakan beberapa perwira berpangkat Letnan Jendral (Letjen), diantaranya diisi Agum dan SBY. Dalam pemeriksaan, DKP menyimpulkan dalam bentuk rekomendasi panglima ABRI untuk memberhentikan Prabowo Subianto Djojohadikusumo yang saat itu berpangkat Letnan Jendral (Letjen).

Letjen (Purn) Agum Gumular, lulus terbaik Akabri 1969. (Dok)
Letjen (Purn) Agum Gumular, lulus terbaik Akabri 1969. (Dok)

Agum Gumelar Mengajak Tidak Pilih Prabowo Sugianto dari Gerindra

Agum yang merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1969 menegaskan apa yang dikatakannya bukan untuk menggiring pemilih untuk tidak memilih Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu. Tapi hanya mengingatkan, layak atau tidak layak seseorang dipilih sebagai presiden. "Silahkan mau pilih siapa, dari mana, silahkan. Inikan demokrasi.

Tapi yang mengerti harus mengingatkan yang tidak mengerti, karena masa depan bangsa ini jadi taruhannya," tegas suami dari Linda Amelia Sari yang pernah menjabat Menteri Perhubungan era Gusdur ini. (Ade Mulyana/rmol/evywers.com/Vivi Jkw/baranews.co/)

Artikel Terkait Nasional ,Pemilu ,Politik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog