Ilustrasi (foto: Google Image)
Lika-liku Bisnis "Cabe-cabean" di Jakarta...
Lantas, bagaimana bisnis "cabe-cabean" di Jakarta?
Chito, seorang pebalap motor liar yang merangkap sebagai "germo", mengungkapkan lika-liku bisnis "cabe-cabean" di Jakarta. Pelajar SMA ini mengaku mendapat inspirasi menggeluti bisnis ini dari Farhan (bukan nama sebenarnya), temannya. Kini, Farhan dikatakan telah meraup untung banyak dari bisnis "cabe-cabean".
Ia menceritakan, Farhan menjual pacarnya sendiri. Pacar Farhan ini awalnya "cabe" balapan liar. Mereka baru berpacaran empat bulan. Sang pacar tertarik karena Farhan kerap menang di arena balap liar.
Farhan awalnya berprofesi sebagai joki balap liar. Dia yang merayu pacarnya agar mau menjual kegadisannya. "Daripada saya yang pakai sendiri tidak saya bayar, lebih baik orang lain," ujar Chito meniru ucapan Farhan.
Harga kegadisan pacar Farhan terjual Rp 38 juta di Kemayoran. Farhan menjualnya sendiri di Kemayoran, Jakarta Pusat. Ia mengincar orang-orang tua yang nongkrong di situ. Kemudian, pembelinya adalah seorang lelaki tua bermobil sedan putih mengilap dan baru.
Adalah Chito yang mengantar dan menunggu sampai selesai. Selanjutnya, uang tersebut dibagi tiga. "Cabe" mendapat Rp 30 juta, Farhan sebesar Rp 5 juta, dan Chito sisanya.
Farhan kemudian mengembalikan uang sebesar Rp 5 juta itu ke arena balap liar. Dia membongkar motor matic-nya habis-habisan, menaikkan kapasitas mesin motor matic-nya dengan meng-oversize mesin, mengganti ban depan dan belakang dengan ban kecil, mengecat motornya dengan teknik air brush.
Inilah "lingkaran setan" di dunia balap liar. Ada "cabe" yang masih gadis atau tidak, ada motor yang butuh dana, serta uang taruhan. "Cabe" yang masih gadis dijual, lalu uangnya kembali lagi ke arena balap liar. Uang ini digunakan untuk taruhan dan memodifikasi motor.
Dioper
Chito mengatakan, menjual "cabe" yang masih gadis lebih sulit. Ada istilah "dioper" dalam bisnis "cabe" gadis. Dioper berarti dijual oleh pihak ketiga atau pihak lain. Makanya, tidak heran kalau tarifnya semakin mahal. Belum lagi ada istilah "uang berisik". Uang ini diberikan konsumen ke penjual terakhir. Besarannya beragam, tergantung kesepakatan, berkisar Rp 500.000 sampai Rp 2 juta.
Sumber Artikel: Kompas.com
Artikel Terkait Editorial ,Fenomena ,Lifestyle
- Jupe: Seks Paling Lama Tiga Menit
- Inilah Teknik Yoga Tantra Untuk Seks Lebih Bergairah
- Mengintip Wajah Wanita Saat Mengalami Orgasme
- Ingin Orgasme Lebih Dahsyat? Lakukan "Foreplay" Lebih Lama
- Akibat Jasa Seks Tak Memuaskan, Warga Lapor Pemerintah
- Inilah 5 Hal yang Tak Boleh Dikatakan pada Wanita Bugil
- Inilah Tip Berkencan dengan Model Seksi Hot
- Foto Galery: Seksinya Peserta Audisi Miss Gipsy Spanyol 2014
- Aih.. Cantiknya Ajudan Istri Mendikbud Ini
- Wanita Suka Hubungan Seks Dalam Kondisi Mabuk
- Model Popular Inne Wijaya is Sexy and Smart
- Benarkah Sepertiga Laki-laki ingin Berpacaran dengan PSK?
- Setelah Fenomena "Cabe-cabean", Muncul "Terong-terongan"
- Inilah Tarif "Cabe-cabean" di Jakarta Rp 30 Juta
- Lika-liku Bisnis "Cabe-cabean" di Jakarta...
- Yuk Mengenal "Cabe-cabean" di Jakarta
- "Cabe-cabean", Miniatur Eksploitasi Manusia
- Benarkah Menjadi TKI Itu Musibah, atau Justru Barokah?
- Mengungkap Arti Kata Maknyus, Wong Ndeso, Songong, Norak dan Tajir
- Inilah Surat Terbuka Putri Pilot Malaysia Airlines
Tidak ada komentar:
Posting Komentar