INFO BOS - PSK Dolly Ini "Kelabakan" jika Layani Pelanggan TNI atau Polisi. Rencana penutupan kawasan lokalisasi prostitusi Dolly di Kota Surabaya memaksa para pekerja seks komersial (PSK) yang selama ini bekerja di sana berbaur dengan warga yang menolak penutupan untuk berunjuk rasa di jalan.
Pemandangan itu pula yang terjadi sejak Rabu (18/6/2014) pagi hingga siang ini. Banyak PSK yang mengenakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya karena ikut berdemo. Mereka membawa berbagai perlengkapan dapur dan memukul-mukulnya hingga menimbulkan kegaduhan.
Selama ini, sosok para PSK itu hanya bisa dilihat oleh para pengunjung yang datang ke wisma-wisma di Dolly. Mereka biasanya duduk berjajar di sofa panjang, di dalam sebuah ruangan yang dibatasi dengan kaca besar.
Namun, siang ini, mereka terang-terangan menunjukkan jati dirinya. Bahkan, salah satu PSK, yang mengaku bernama Endita, tak sungkan untuk menceritakan perjalanan hidupnya hingga "terdampar" di Dolly.
Endita yang mengaku sebagai sarjana lulusan sebuah universitas di Sidoarjo ini mengaku sudah dua tahun bekerja sebagai PSK. Namun, ibu dan kedua adiknya di kampung tak tahu bahwa uang yang selama ini dikirimkannya adalah hasil dari menjual diri.
"Sekarang tinggal ibu saya. Yang penting kedua adik saya tidak seperti saya dan harus tetap sekolah hingga jadi sarjana dan bisa bekerja. Biar saya saja yang kerja seperti ini," kata dia.
Dengan penghasilannya di Dolly, Endita mengaku bisa menyisihkan uang untuk kebutuhan keluarganya. Tiap dua minggu sekali dia kembali ke Sidoarjo untuk menjenguk ibu dan adik-adiknya.
"Kelabakan"
Dalam salah satu bagian kisahnya, Endita mengaku kerap kesal dan "kelabakan" jika mendapat pelanggan anggota TNI dan polisi. "Ganas di ranjang. Saya malah yang 'kelabakan' melayaninya," katanya lirih.
Endita lebih suka mendapat tamu pengusaha dan anak muda. Dulu, dia sering diundang untuk melayani pelanggannya di luar wisma di Dolly. "Kalau dibawa keluar besar bayarannya. Tapi, susah izinnya ke pemilik wisma. Sekarang sudah jarang 'main' di luar wisma," ujar dia.
Ditanya soal nasibnya ke depan menjelang penutupan kawasan Dolly oleh Pemkot Surabaya, Endita mengaku pasrah. "Tapi, harapan semua teman di Dolly tetap dibuka. Jelang puasa memang akan ditutup. Tapi, setelah Lebaran akan kembali dibuka," jawab dia.
Sumber: Kompas.com
Seorang pekerja seks beristirahat di kamarnya di kawasan Dolly, Surabaya, 25 Mei 2014. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah menetapkan menutup kawasan bordil di Dolly pada 18 Juni 2014.
Pemandangan itu pula yang terjadi sejak Rabu (18/6/2014) pagi hingga siang ini. Banyak PSK yang mengenakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya karena ikut berdemo. Mereka membawa berbagai perlengkapan dapur dan memukul-mukulnya hingga menimbulkan kegaduhan.
Selama ini, sosok para PSK itu hanya bisa dilihat oleh para pengunjung yang datang ke wisma-wisma di Dolly. Mereka biasanya duduk berjajar di sofa panjang, di dalam sebuah ruangan yang dibatasi dengan kaca besar.
Namun, siang ini, mereka terang-terangan menunjukkan jati dirinya. Bahkan, salah satu PSK, yang mengaku bernama Endita, tak sungkan untuk menceritakan perjalanan hidupnya hingga "terdampar" di Dolly.
Endita yang mengaku sebagai sarjana lulusan sebuah universitas di Sidoarjo ini mengaku sudah dua tahun bekerja sebagai PSK. Namun, ibu dan kedua adiknya di kampung tak tahu bahwa uang yang selama ini dikirimkannya adalah hasil dari menjual diri.
"Sekarang tinggal ibu saya. Yang penting kedua adik saya tidak seperti saya dan harus tetap sekolah hingga jadi sarjana dan bisa bekerja. Biar saya saja yang kerja seperti ini," kata dia.
Dengan penghasilannya di Dolly, Endita mengaku bisa menyisihkan uang untuk kebutuhan keluarganya. Tiap dua minggu sekali dia kembali ke Sidoarjo untuk menjenguk ibu dan adik-adiknya.
"Kelabakan"
Dalam salah satu bagian kisahnya, Endita mengaku kerap kesal dan "kelabakan" jika mendapat pelanggan anggota TNI dan polisi. "Ganas di ranjang. Saya malah yang 'kelabakan' melayaninya," katanya lirih.
Endita lebih suka mendapat tamu pengusaha dan anak muda. Dulu, dia sering diundang untuk melayani pelanggannya di luar wisma di Dolly. "Kalau dibawa keluar besar bayarannya. Tapi, susah izinnya ke pemilik wisma. Sekarang sudah jarang 'main' di luar wisma," ujar dia.
Ditanya soal nasibnya ke depan menjelang penutupan kawasan Dolly oleh Pemkot Surabaya, Endita mengaku pasrah. "Tapi, harapan semua teman di Dolly tetap dibuka. Jelang puasa memang akan ditutup. Tapi, setelah Lebaran akan kembali dibuka," jawab dia.
Sumber: Kompas.com
Artikel Terkait Fenomena ,Nasional ,Polisi
- Polisi Gerebek Kades yang Berduaan dengan Perempuan di Hotel
- Berkata Kasar Saat Ditilang Polwan, Anak Wabup Gowa Kena Pasal Tipiring
- Inidia 9 Pelaku Perdagangan Manusia Dibekuk Polisi
- Dijemput Polisi Tengah Malam, Khusaeri "Pulang" Sudah Meninggal
- Kriminalitas: Pengedar Sabu Dibekuk Saat Pesta bersama Perempuan di Hotel
- Mahasiswi "Bintang" Video Porno di Malang Jadi Buronan
- Kriminalitas: Disekap dan Diperkosa, Gadis Ini Laporkan Pacar ke Polisi
- Capres: Jokowi Terganjal Politik Dinasti PDI-P
- Ada "Bau" Tak Sedap pada Kasus Penembakan Sukardi
- AS Minta Bantuan Polisi Indonesia Tangkap Edward Snowden
- Polwan Cantik dari Berbagai Negara : Persembahan Hari Bhayangkara
- Endita, Sarjana yang Jadi PSK di Dolly karena Dihamili Pacar
- PSK Dolly Ini "Kelabakan" jika Layani Pelanggan TNI atau Polisi
- Fenomena: Ternyata Banyak Perempuan Melakukan Masturbasi
- WN Australia Todd Gisondi Pecandu Seks di Bali yang Meniduri 100 Wanita
- Benarkah Sepertiga Laki-laki ingin Berpacaran dengan PSK?
- 'Ayam Kampus' Ini Mengaku Sudah Tidur dengan Puluhan Pria
- Inilah Bedanya Gaya Orang Kaya Baru dengan Orang Kaya Sejak Dulu
- Fenomena: Prostitusi Nasional Yang Mendunia "Gang Dolly" Akan ditutup
- Inilah Strategi Para ABG Menggoda Om-om Hidung Belang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar