Sebuah penelitian soal emosi dan motivasi Pekerja Seks Komersil (PSK) dan klien mereka menemukan sekitar sepertiga dari lelaki yang membayar untuk seks juga ingin memiliki hubungan pribadi dengan psk yang mereka sewa.
Ditulis oleh profesor sosiologi Ronald Weitzer dari Universitas George Washington dan seksolog Christine Milrod, Los Angeles, penelitian yang bertajuk 'Prisma Keintiman: Manajemen Emosi antara Klien dan PSK', menganalisis 2442 postingan dari sebuah forum online untuk para pekerja seks dan klien mereka.
Dalam siaran pers Universitas George Washington disebutkan, situs yang digunakan dalam penelitian, TheEroticReview, menerima antara 250.000 dan 300.000 unique visitors setiap hari dan berisi lebih dari 800.000 ulasan dan informasi kontak dari 75.000 sampai 100.000 penyedia jasa seks.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah melihat adanya perubahan hubungan antara psk dan klien yang secara bertahap berkembang menjadi layaknya hubungan yang normal. Artinya, dari hubungan yang pada awalnya hanya sebatas pada seks, berubah menjadi sebuah kencan, kata Milrod.
Ia menambahkan, "Studi kami menunjukkan bahwa secara teratur ada klien yang sering datang kembali untuk mengalami perasaan kasih sayang yang mendalam, yang dapat berkembang menjadi kisah cinta sejati."
Sebagaian besar penelitian ini dilakukan antara 9 Mei 2006 dan 15 Juli 2011, termasuk soal ekspresi jujur dari mereka yang ternyata menginginkan lebih dari sekedar kepuasan fisik.
Sebagai contoh, salah satu poster, One-Is-Al-One menulis, 'Saya cinta seks, tetapi baru-baru ini saya melakukannya tidak hanya seks. Saya melakukannya demi kasih sayang, kedekatan, hubungan emosional, dan pelepasan seksual."
Milrod mengungkapkan, bentuk 'normalisasi' yang antara psk dan klien bisa berwujud dalam membagi keuangan bersama, keluarga hingga hubungan monogami.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal lelaki dan maskulinitas, juga melihat perubahan cara mengemas jasa pekerja seks. Diantaranya, mereka menawarkan paket 'pengalaman pacar' di mana hubungan antara klien dan penyedia layanan menjadi seperti hubungan semi kencan.
"Selama pengalaman seperti itu, seks tetap bagian dari layanan tetapi ditambah dengan saling berbagi, dukungan, dan persahabatan. Seperti paket rekreasi lainnya, keintiman bisa dijual," ungkap para penulis.
Motif klien untuk membayar jasa seks memang beragam, mulai dari hanya sekedar menemukan teman untuk berbincang hingga mencari petualangan seksual seperti seks dengan berbagi jenis fantasi dan untuk perlakuan kasar, menurut CBS Las Vegas.
Banyak klien berbicara tentang keintiman palsu, memperingatkan pengunjung lain tidak membiarkan psk untuk membawa Anda pada klaim cinta palsu. Mereka akan menyangkal segalanya ketika Anda tidak lagi berguna bagi mereka," tulis resensi Lockedheart.
Penulis: Huffingtonpost/ Meisy Billem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar