INFO BOS - Endita, Sarjana yang Jadi PSK di Dolly karena Dihamili Pacar. Di tengah keramaian aksi ratusan pekerja seks komersial (PSK) dan warga di kawasan lokalisasi prostitusi Dolly, Endita, salah satu PSK yang menghuni wisma di Dolly, terlihat bersemangat memukul ember kecil dengan potongan kayu seadanya.
Endita, begitu nama yang dia sebut saat berkenalan dengan Kompas.com, adalah PSK yang kini berusia 30 tahun. Dia mengaku lulusan dari salah satu universitas di Sidoarjo. "Tahun lalu saya lulus sarjana di Sidoarjo, rumah saya," kata Endita.
Saat diminta menceritakan bagaimana dia bisa "terdampar" di Dolly, Endita mengaku, awalnya dia dihamili oleh sang pacar menjelang wisuda. "Setelah hamil, pacar saya tak mau menikahi saya, malah nikah dengan orang lain. Sakit hati saya," keluhnya sembari menutup wajahnya dengan sapu tangan.
Selain itu, Endita pun menghadapi persoalan ekonomi. "Awalnya ada orang yang mengajak saya ke Dolly. Saya jalani karena laki-laki banyak yang 'hidung belang'," katanya.
Endita harus menghidupi dua adik-adiknya di rumah. Ayah Endita sudah meninggal. "Sekarang tinggal ibu saya. Yang penting kedua adik saya tidak seperti saya dan harus tetap sekolah hingga jadi sarjana dan bisa bekerja. Biar saya saja yang kerja seperti ini," kata dia.
Endita mengaku dua minggu sekali pulang ke Sidoarjo. "Tapi, kedua adik-adik saya dan ibu saya tidak tahu saya kerja di Dolly," ujar dia.
Setelah itu, dengan lirih, Endita mengatakan keinginannya untuk berhenti dari bisnis ini. "Tapi, belum ada pekerjaan yang mencukupi kehidupan saya dan keluarga saya," ujar wanita ini.
Menurut Endita, tidak banyak yang tahu jika dia merupakan lulusan salah satu perguruan tinggi. "Jika memang Dolly ditutup nanti malam, semoga saya mendapatkan suami yang mau dengan keberadaan saya," ungkapnya sambil mengumbar tawa.
Soal rencana penutupan Dolly, Endita tetap pasrah dan tak mau banyak komentar. "Saya hanya berdoa, semua para PSK ini tidak liar jika Dolly ditutup dan tidak mengganggu suami orang di kampungnya," katanya mengakhiri perbincangannya di sela-sela aksi.
Sumber: Kompas.com
Ilustrasi Foto: Model lagi terima telpon (Google Image)
Endita, begitu nama yang dia sebut saat berkenalan dengan Kompas.com, adalah PSK yang kini berusia 30 tahun. Dia mengaku lulusan dari salah satu universitas di Sidoarjo. "Tahun lalu saya lulus sarjana di Sidoarjo, rumah saya," kata Endita.
Saat diminta menceritakan bagaimana dia bisa "terdampar" di Dolly, Endita mengaku, awalnya dia dihamili oleh sang pacar menjelang wisuda. "Setelah hamil, pacar saya tak mau menikahi saya, malah nikah dengan orang lain. Sakit hati saya," keluhnya sembari menutup wajahnya dengan sapu tangan.
Selain itu, Endita pun menghadapi persoalan ekonomi. "Awalnya ada orang yang mengajak saya ke Dolly. Saya jalani karena laki-laki banyak yang 'hidung belang'," katanya.
Endita harus menghidupi dua adik-adiknya di rumah. Ayah Endita sudah meninggal. "Sekarang tinggal ibu saya. Yang penting kedua adik saya tidak seperti saya dan harus tetap sekolah hingga jadi sarjana dan bisa bekerja. Biar saya saja yang kerja seperti ini," kata dia.
Beberapa PSK saat aksi membawa peralatan daput menjadi musik mengiring aksi mereka menolak penutupan Dolly. Rabu (18/6/2014).
Endita mengaku dua minggu sekali pulang ke Sidoarjo. "Tapi, kedua adik-adik saya dan ibu saya tidak tahu saya kerja di Dolly," ujar dia.
Setelah itu, dengan lirih, Endita mengatakan keinginannya untuk berhenti dari bisnis ini. "Tapi, belum ada pekerjaan yang mencukupi kehidupan saya dan keluarga saya," ujar wanita ini.
Menurut Endita, tidak banyak yang tahu jika dia merupakan lulusan salah satu perguruan tinggi. "Jika memang Dolly ditutup nanti malam, semoga saya mendapatkan suami yang mau dengan keberadaan saya," ungkapnya sambil mengumbar tawa.
Soal rencana penutupan Dolly, Endita tetap pasrah dan tak mau banyak komentar. "Saya hanya berdoa, semua para PSK ini tidak liar jika Dolly ditutup dan tidak mengganggu suami orang di kampungnya," katanya mengakhiri perbincangannya di sela-sela aksi.
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar