Anggota Gegana menjaga tempat kejadian perkara (TKP) penembakan anggota Provost Polri bernama Bripka Sukardi, di depan kantor KPK Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2013). Bripka Sukardi tewas ditembak di Jl Rasuna Said tepatnya di depan Gedung KPK pukul 22.20. | TRIBUN / HERUDIN / KOMPAS
"Sejak kapan Provos punya tugas mengawal truk pengangkut barang? Apa itu inisiatif si Provos sendiri alias cari obyekan?" ujar Reza kepada Kompas.com pada Kamis (12/9/2013).
Reza mengungkapkan, sebagai partner kepolisian, secara personal pertanyaan-pertanyaan seputar kejanggalan tersebut telah diajukan ke petinggi Mabes Polri. Namun, ia tak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari para pejabat itu.
"Mereka terperanjat. Di balik kasus penembakan ternyata ada bau-bau enggak jelas," lanjutnya.
Reza mengungkapan rasa duka yang mendalam atas kematian tragis yang dialami korban. Namun, di sisi lain, ia tetap harus mengingatkan kepolisian untuk menjadikan momentum kasus tersebut sebagai ajang bersih-bersih institusi dari praktik ilegal.
Dengan kata lain, lanjut Reza, Polri tidak hanya melakukan penyelidikan terkait siapa pelaku penembakan, tapi harus ikut melaksanakan juga penyelidikan soal keberadaan Sukardi di sana.
"Lah wong indikasi penyimpangan kok dibiarkan. Justru aneh dan salah kalau tidak diselidiki," tegasnya.
Kronologi Rekaman CCTV
Peristiwa penembakan terhadap Aipda (anumerta) Sukardi terjadi persis di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Selasa (10/9/2013), sekitar pukul 22.15 WIB. Dalam rekaman terlihat Sukardi mengendarai Honda Supra 125 R warna hitam bergaris merah bernomor polisi B 6671 TXL berada di jalur lambat Jalan HR Rasuna Said, depan Gedung KPK.
Posisi Sukardi tepat di depan iring-iringan pararel enam kontainer pengangkut kayu dan besi di jalur lambat yang mengarah ke Mampang Prapatan, dekat depan pintu masuk Gedung KPK.
Kemudian, dari sisi kanan jalur lambat, bergerak satu motor Honda Supra dengan seorang pengendara berbaju merah. Motor tersebut lantas berhenti di depan Gedung KPK. Lalu, dari belakang iring-iringan truk, tampak menyalip dua motor bebek lagi. Satu motor tampak berboncengan, sedangkan satu lainnya dikendarai seorang diri.
Saat motor bebek yang berboncengan menyalip, tampak pembonceng menembakkan peluru ke arah Sukardi sebanyak dua kali. Saat itulah Sukardi terjatuh, tetapi masih bernapas dan menggerakkan anggota tubuhnya, dengan posisi telentang, sementara darah mengucur dari tengah dada dan perutnya. Mobil kontainer yang dikawal Sukardi lantas berhenti. Namun, pengemudi kontainer tampak tidak berani turun dan melihat keadaan Sukardi.
Tidak sampai di situ, pengendara motor pertama yang berhenti di depan Gedung KPK dan mengenakan baju merah terlihat turun dari motor dengan santai. Dia kemudian berjalan menghampiri Bripka Sukardi lalu menembakkan senjata ke arah dada anggota provos itu dari jarak dekat sehingga menewaskan Sukardi.
Pengendara motor ini pun terlihat mengambil pistol Sukardi. Dia lalu kembali ke motor dan bergegas pergi meninggalkan lokasi bersama dua motor lainnya. Tak lama kemudian, dari arah belakang, datang seorang perempuan yang tampak mengenakan helm putih mengendarai motor Mio warna merah.
Perempuan itu berhenti di depan Gedung KPK dan berteriak ke arah satpam KPK. "Polisi, polisi ketembak," kata perempuan itu sambil menunjuk ke arah Sukardi tergeletak. Sejumlah satpam KPK pun langsung menghampiri Sukardi sambil berkata kepada perempuan itu, "Kejar... Kejar...." Namun, sang perempuan itu terlihat panik lalu kembali mengendarai motornya.
Selanjutnya, satpam KPK menelepon petugas kepolisian. Petugas tiba di lokasi kejadian sekitar 5 menit kemudian.
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar