Jika Papua tidak mencintai Indonesia, tidak akan ada satupun warga masyarakat Papua yang hadir setiap tanggal 17 Agustus dilapangan upacara, baik di sekolah dan kantor-kantor untuk mengikuti upacara bendera peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Kehadiran setiap orang Papua disana, bukan sekedar untuk berdiri. Mereka hadir disana untuk memberi penghormatan kepada sang saka, merah putih, mereka berdiri disana dengan penuh kebanggaan untuk merayakan peringatan hari kemerdekaan. Semua itu, karena mereka cinta Indonesia.
Apakah Indonesia mencintai Papua? Apakah perlakuan Indonesia kepada Papua sudah layaknya perlakuan seorang ibu kepada anaknya? Kini itu yang perlu direleksikan kembali, oleh Indonesia, oleh masyarakat dari daerah selain Papua, oleh para petinggi negeri ini. Mengapa sebagian besar masyarakat diluar sana masih memandang Papua dengan stereotype yang kurang baik, yang juga tidak nyaman untuk diterima oleh Papua?
Apa yang ada dibenak anda, jika ditanyakan tentang Papua? Bisa dipastikan, deskripsi yang muncul tentang Papua sebagian besar adalah hal-hal yang negatif dan cenderung mendiskriminiasikan.
Papua itu masih hutan ya? Orang Papua tidak mengenakan pakaian ya? Apakah orang Papua masih saling membunuh? Apakah orang Papua masih kanibal? Ya, itulah pertanyaan-pertanyaan konyol yang sering muncul jika bertanya tentang Papua. Entah, salah siapa muncul pandangan yang demikian keliru dan terkesan meremehkan tentang Papua. Papua bukan hutan, Papua itu rumah bagi masyarakatnya. Untaian rerumputan yang menutupi tubuh, itulah pakaian masyarakat Papua, merekapun telah mengenal bahan tekstil yang mereka gunakan sebagai pakaian. Masyarakat disana pun memakan makanan yang relatif sama dengan yang dimakan oleh orang Indonesia kebanyakan.
Entah siapa yang melakukan kesalahan, entah siapa yan harus bertanggung jawab untuk semua kekeliruan yang berkembang ini. Masyarakat Papua mengenal masyarakat daerah lain dengan pandangan yang baik dan sangat menghormati suku lain, tetapi entah mengapa Papua berada pada keadaan sebaliknya dimata masyarakat daerah lain. Papua mencintai Indonesia dengan hati, tetapi entah mengapa pencintraan yang muncul menggambarkan bahwa Papua adalah pemberontak dan tidak patuh pada Negara. Sama halnya seperti masyarakat daerah lain, masyarakat Papua tentu sangat pencintai daerahnya disamping juga mencintai Negaranya.
Masyarakat Papua hanya ingin mendapat perlakuan yang sama dengan daerah lain di Indonesia ini, ingin mendapat perhatian dan kasih yang sama, layaknya kasih seorang ibu pada anaknya. Seorang ibu, mencintai anak-anaknya dengan porsi yang sama, dengan tidak membeda-bedakan, tidak meninggalkan apalagi melukai anaknya sendiri. Jangan ragukan nasionalisme warga Papua. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, salah satu bentuk cinta tanah air yang ditunjukkan warga Papua. Mengenal daerah lain di Indonesia sebagai saudara untuk dihargai, itu yang dilakukan warga Papua. Indonesia, Papua adalah anakmu.
Sumber : Kompasiana
Tentang Penulis :
Dian Angela Kasihiuw
www.kompasiana.com/dianangela
I'm from Papua, Indonesia. Learn about journalistic, Practice anything about journalistic, wanna be a good journalist. http://www.facebook.com/kasihiuw.himber https://twitter.com/dianajourn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar